Selamat Datang

Senin, 07 Oktober 2013

SKRIPSI #


NAMA            :   WA RINI
STAMBUK            :   A1B5 09 0148
PROGRAM STUDI        :   PENDIDIDKAN GURU SEKOLAH DASAR
JUDUL PENELITIAN           :   PENERAPAN PENDEKATAN INQUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DI KELAS V SD NEGERI 1 WOKORUMBA SELATAN
DOSEN PEMBIMBING        :   PEMBIMBING I                   PEMBIMBING II,

 Drs. Ratulangi, M.Pd.             Muhammad Abas, S.Pd.,M.Si.
 NIP 19560228 198603 1 001   NIP 19710721 200501 1 003

TAHUN SKRIPSI                  :  2012









PENGAJARAN
PENERAPAN PENDEKATAN INQUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DIKELAS V SD NEGERI 1 WAKORUMBA SELATAN
ANGRENI PURNAMA SARI
A1D1 11 014

ABSTRAK
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan pendekatan inquiri dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi Jenis-Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia, di Kelas V SD Negeri 1 Wakorsel ? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada Materi Jenis-Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di Indonesia melalui penerapan pendekata inkuiri di Kelas V SD Negeri 1 Wakorsel. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Faktor yang diteliti yaitu faktor siswa dan guru. Prosedur Penelitian yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pener apan pendekatan  inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi Indonesia di Kelas V SD Negeri 1 Wakorsel. Data awal terdapat  12 orang dari 28 siswa mencapai ketuntasan 42,86%, pada siklus I terdapat 24 dari 32 siswa teah mencapai nilai ≥ 70 dengan ketuntasan 75% dan rata-rata kelas 69,69. Pada siklus II mencapai 87,5% dengan rata-rata 78,13. Hasil belajar siswa tersebut menunjukkan bahwa indicator kinerja telah tercapai yaitu minimal 80% siswa memperoleh nilai ≥ 70.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Wakorsel. Hal ini dapat dilihat dari hasil sebelum melaksanakan penelitian nilai yang diperoleh siswa ≥ 70 adalah 42,86% atau 12 orang, hasil tes siklus I yang memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 24 orang atau 75% dan pada siklus II menjadi 28 orang atau 87,5%.

Kata kunci : pendekatan, inquiri, belajar, pembelajaran.




    PENDAHULUAN
    Latar Belakang
Siswa seringkali merasa bosan dengan mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) di sekolah, karena sifatnya yang monoton yaitu berupa materi hafalan. Kebosanan itu dapat timbul karena materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat perkembangan dan konteks kehidupan siswa, guru tidak memahami karakteristik siswa, juga karena metodologi dan media yang digunakan guru sering tidak berhasil menarik perhatian siswa. Bahkan guru tidak mempunyai acuan yang jelas, apalagi kreativitas untuk menciptakan metode yang menarik untuk digunakan dalam mengajar. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar yang baru lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa  menghafal fakta-fakta, konsep, dan teori. Tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkronstruksikan di benak mereka sendiri. Strategi belajar yang sebaiknya digunakan adalah yang bersifat multi arah.
Inquiri merupakan perluasan dari proses kronstruksivisme yang digunakan lebih mendalam. Proses inquiri mengandung proses-proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Pembelajaran IPS yang bermaterikan masalah-masalah sosial, memerlukan penerapan atau penggunaan pendekatan yang mampu melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang memenuhi tuntutan tersebut adalah inquiri, yaitu suatu pendekatan yang bersifat student centered.
Pada umumnya, guru-guru IPS lebih banyak menggunakan metode yang bersifat instructure centered, yaitu guru sebagai penentu utama jalannya proses pembelajaran, sedangkan siswa sebagai pihak penerima belaka. Untuk menghadapi permasalahan tersebut, maka peneliti melakukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui pendekatan inquiri. Dengan pendekatan inquiri, diharapkan siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran tentunya tetap dengan bimbingan guru. Oleh karena itu, guru hanya berperan memberikan arahan kepada siswa di dalam mengadakan penemuan sesuatu.
1.2. Kajian pustaka
1.2.1 Konsep belajar
Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman (Winataputra, dkk, 1977:2-3). Dari pengertian tersebut terdapat tiga unsur pokok dalam belajar yaitu :
    proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi dirasakan oleh yang bersangkutan itu sendiri,
    perubahan perilaku
hasil belajar akan Nampak pada perubahan prilaku individu yang belajar. Seorang yang belajar akan mengalami perubahan prilaku sebagai akibat dari kegiatan belajarnya. Misalnya, pengetahuan dan keterampilannya bertambah, penguasaan nilai-nilai dan sikap bertambah pula. Perubahan prilaku sebagai hasil belajar tersebut diklasifikasikan menjadi tiga domain,yaitu : kognitif, afektif, dan psikomotorik.
    pengalaman
belajar adalah mengalami dalam arti bahwa dalam belajar terjadi karena individu berinteraksi denga lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Belajar dapat dilakukan melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung. Siswa yang melakukan eksperimen adalah contoh belajar dengan pengalaman langsung , sedangkan belajar dengan mendengarkan penjelasan guru atau membaca buku adalah belajar melalui pengalaman tidak langsung
1.2.2 konsep pembelajaran
pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau orang lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal (sekolah), pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru, karena guru merupakan tenaga profesional yang dipersiapkan untuk tugas tersebut
supiadi (2011:67) mengemukakan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran yaitu : 1. Karakteristik siswa, 2. Karakteristik guru, 3. Interaksi dan metode, 4. Karakteristik kelompok, 5. Fasilitas fisik, 6. mata pelajaran dan 7.lingkungan dan sekitar.

Menurut Rogers dalam Rahmaniar (2007:5-6), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru galam melakukan kegiatan pembelajaran, yaitu : a. menjadi manusia berati memiliki kekuatan wajar untuk belajar. Siswa tidak perlu belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya, b. siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa , c. belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses-proses belajar, keterbukaan belajar mengalami sesuatu bekerja sama dengan melakukan diri terus menerus, d. belajar yang optimal akan terjadi bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar, e. belajar mengalami menuntut keterlibatan siswa secara penuh dan sungguh-sungguh. Belajar dapat terjadi bila siswa mengevaluasi dirinya sendiri.

    Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research, yaitu penelitian yang mengambungkan suatu tindakan yang sesungguhnya dengan langkah-langkah penelitian di kelas (Hopkins, 1990: 1993).
Cara pengumpulan data yaitu (a) melalui tes, tes yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah tes pada setiap akhir tindakan dengan tujuan untuk mengukur setiap hasil diskusi kelompok yang diperoleh dalam setiap tindakan dalam pembelajaran. (b) observasi guru dan siswa, observasi dilakukan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sebagai upaya untuk mengetahui adanya kesesuaian antara perencanaan dan pelaksaan tindakan. (c) jurnal refleksi diri, jurnal refleksi diri dilakukan untuk mengetahui perkembangan belajar siswa sebelum melaksanakan penelitian dan sesudah penelitian.
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi yang diperoleh melalui lembar observasi. Sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan rumus:

(a). menentukan nilai rerata
nilai=(jumlah skor yang dicapai)/(skor maksimum) x 100

(b). menentukan ketuntasan belajar

ketuntasan belajar=(jumlah siswa pada kategori tuntas)/(jumlah siswa seluruhnya) x 100%

    Hasil dan Pembahasan
proses penggunaan strategi pembelajaran inquiri dalam pembelajaran IPS pada materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 1 Wakorsel dapat dilihat dari dua siklus. Pada siklus I, proses pembelajaran IPS di kelas V melalui strategi pembelajaran inquiri belum berjalan dengan sempurna. Pada setiap tahap inquiri, peneliti tidak membimbing siswa secara mnyeluruh, tidak memberi kesempatan kepada kelompok lain  untuk menanggapi hasil diskusi lain, serta kurang efektifnya peneliti dalam mengelola kelas sehingga jalannya proses diskusi banyak siswa yang tidak serius. Hal ini dapat mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa mengenai materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi Indonesia. Sehingga hasil belajara siswa cukup yang diperoleh dari hasil tes. Berdasarkan hasil tes formatif siswa keseluruhan pada siklus I mencapai skor rata-rata 69,69 hasil tersebut berada pada kualifikasi cukup (C). data yang menunjukkan bahwa siswa sudah berhasil apabila keseluruhan rata-rata siswa mendapat nilai standar ketutantasan yang telah ditentukan yaitu 70.
Pada proses pembelajaran pada siklus I masih perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya karena skor rata-rata yang diperoleh pada siklus I belum mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, data keberhasilan penelitian dalam proses pembelajaran, sesuai dengan hasil observasi melalui format rambu-rambu anallisis pelakasaan kegiatan belajar mengajar belum terlaksana dengn baik atau dalam penggunaan strategi pembelajaran inquiri dalam proses pembelajaran IPS masih perlu ditingkatkan, agar hasil belajar siswa dapat meningkat.
Pada tahap merumuskan masalah, peneliti kurang mengelola pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Pada tahap mengumpulkan data, peneliti kurang membimbing siswa secara menyeluruh dalam melaksanakan kegiatan diskusi dan menyebabkan siswa sulit untuk memahami langkah-langkah diskusi. Pada tahap menguji hipotesis, peneliti tidak memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk menanggapi hasil diskusi kelompok lain, dan menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Kemudian pada tahap merumuskan kesimpulan, peneliti tidak turut serta membantu siswa dalam menyimpulkan materi.
Berdasarkan refleksi hasil tindakan tersebut ditetapkan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai target yang ditentukan akibat kekurangan-kekurangan yang dilakukan penelliti, maka tindakan selanjutnya adalah difokuskan pada tahap-tahap yang belum terlaksana tersebut.
Pada siklus II ini peneliti telah melaksanakan suatu tindakan dalam menyempurnakan setiap tahapan yang masih terdapat kekurangan pada siklus I dalam penggunaan strategi pembelajaran inquiri menunjukkan kemajuan. Adapun penyempurnaan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut :
    Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
    Menjelaskan langkah-langkah inquiri mulai dari merumuskan masalah sampai pada perumusan kesimpulan
    Memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
    Menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan diskusi
Berdasarkan hal tersebut maka menyebabkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS pada materi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi Indonesia dapat meningkat, hal ini dapat dilihat pada hasil tes akhir tindakan siswa pada pembelajaran IPS siklus II persentasen ketuntasan belajarnya telah mencapai skor rata-rata 87,5%. Pemahaman tersebut berada pada kualifikasi sangat tinggi, dari jumlah 32 orang siswa pada siklus kedua secara keseluruhan siswa yang berkemampuan di atas kategori baik yaitu sangat tinggi. Hal ini di katakan hasil belajar siswa menjadi meingkat dari siklus I sampai siklus II karena ditandai rata-rata kelas dari 69,69 menjadi 78,13, sedangkan presentase ketuntasan belajarnya meningkat pula dari 75% menjadi 87,5% .
Perbandingan data yang diperoleh mulai dari siklus I dan siklus II, maka, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran IPS hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Wakorsel pada pembelajaran IPS pada materi jenis-jeni usaha dan kegiatan ekonomi Indonesia meningkat dengan penggunaan strategi pembelajaran inquiri. Pada perolehan nilai ketuntasan belajar siklus II yaitu 87,5 % hasil belajar siswa berada pada kualifikasi sangat tinggi sudah sangat memuaskan maka pelaksanaan pada siklus berikutnya tidak dilanjutkan lagi karena pada siklus kedua ini sudah mencapai indicator yang telah ditetapkan yaitu 70 dengan ketuntasana belajar secara klasikal 80%





DAFTAR PUSTAKA

Winaputra, Udin S., dkk. 1997. Strategi belajar mengajar. Jakarta: Depdikbud, Universitas Terbuka

Anita, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka

Sanjaya, wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group

Slameto.1995.vBelajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta











Tidak ada komentar:

Posting Komentar